Motion Detection Vs Sensor Detector
Pada penggunaan DVR kita dapat mengatur mode apa yang sebaginya digunakan untuk menghemat ruang hard disk yang tersedia. Berikut ini adalah kelebih dan kekurangan yang didapat dari saat mengaktifan motion detector dan juga sensor detector.
Recording Motion Detection.
- Untuk mengaktifkan motion
detection tidak diperlukan alat tambahan.
- Settingan relatif mudah,
biasanya ada menu untuk enable/disable, sensitivitas, dan terakhir
scheduling/penjadwalan kapan saja mode rekaman motion detection ini akan
aktif.
- Ada settingan region,
dimana settingan ini memungkinkan hanya area tertentu saja yang dapat
memicu perekaman.
- Motion detection sangat
tergantung pada tingkat kecerahan dan kebersihan (clarity) gambar.
Karenanya tidak bisa digunakan pada kamera dengan gambar yang tingkat
noise/interferensi-nya tinggi. Noise/interferesni pada gambar akan
dianggap pergerakan oleh DVR walaupun tidak ada objek yang bergerak.
- Motion detection tidak
bisa digunakan pada ruangan gelap.
- Penggabungan dengan fitur
notifikasi email sangat sulit, karena DVR akan terus-menerus mengirim
email saat ada pergerakan.
Recording Sensor Detection.
- Akurasi deteksi tidak
tergantung pada kecerahan/kebersihan (clarity) gambar tetapi tergantung
kepada sensor alarm yang digunakan.
- Bisa digunakan pada
ruangan gelap dan bisa dikombinasikan dengan siren alarm. Contoh, saat ada
orang yang masuk pada ruangan yang gelap, DVR akan terpicu oleh sensor
untuk langsung merekam. Selain itu DVR juga akan mengaktifkan output
sensor yang memicu siren alarm untuk bunyi.
- Diperlukan alat tambahan
untuk mengaktifkan fitur ini, contohnya PIR (Passive Infra Red).
- Settingan relatif sulit,
karena diperlukan pengetahuan tambahan di bidang elektronik.
- Sangat cocok dan relatif
mudah digabungkan dengan fitur notifikasi email. DVR akan mengirimkan
email saat sensor terpicu.
Komentar
Posting Komentar